Mendengar terjadinya kecelakaan pesawat terbang MA60 milik Merpati, saya teringat pada dua hal sekaligus, yaitu PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Merpati Nusantara Airlines. Kebetulan saya pernah bekerja didua tempat tersebut. PTDI (waktu masih bernama PT IPTN, atau Industri Pesawat Terbang Nusantara) merupakan awal karir saya selepas kuliah, tidak lama memang, hanya 6 bulan. Setelah di PTDI, saya bekerja di Merpati, selama 8 tahun. Dan kaitannya dengan pesawat MA60, karena PTDI pernah merancang pesawat sekelas dengan MA60 yang dinamakan pesawat N250. Pesawat N250 dihentikan proyeknya atas desakan dari IMF pada waktu krisis moneter.
Pada waktu saya bekerja di PTDI (awal 1997), saya bekerja di Aircraft System Design Department, di bagian Nacelle Design. Pada saat itu, sedang gencar-gencarnya dilaksanakan proyek pembuatan pesawat N250. Terbang perdana pesawat N250 adalah pada tanggal 10 Agustus 1995. Dan dimaksudkan sebagai kado atas ulang tahun emas Indonesia pada hari kemerdekaan yang ke 50 tanggal 17 Agustus 1995. Kemudian, tanggal 10 Agustus ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, yang merupakan kebangkitan kedua Bangsa Indonesia, setelah 20 Mei 1908 yang merupakan berdirinya organisasi Budi Utomo yang memperjuangkan Indonesia dari buta huruf, dan diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Inilah video terbang perdana pesawat N250.
Prototipe pesawat N250 sendiri pernah terbang menuju Le Bourget Perancis untuk mengikuti Paris Air Show. Penampilan perdana pesawat N250 tersebut menggetarkan lawan-lawannya, karena merupakan pesawat yang menggunakan teknologi fly by wire yang pertama dikelasnya. Pada saat tersebut (dan juga sekarang) pesawat sekelas adalah ATR 42 yang merupakan produksi pabrik pesawat Prancis ATR, Fokker F50, produksi pabrik pesawat Fokker Belanda dan Dash 8, produksi pabrik pesawat De Havilland (sekarang Bombardier) dari Kanada.
Pesawat N250 murni merupakan rancang bangun anak bangsa. Setelah melewati fase-fase yang panjang sejak didirikannya tahun 1976, PTDI awalnya membuat pesawat dan helikopter dengan lisensi dari perusahaan pesawat lainnya. Pesawat C212 merupakan pesawat lisensi dari Casa Spanyol yang juga di buat di PTDI, kemudian pengembangan dari pesawat tersebut adalah NC212. Tahapan berikutnya adalah memproduksi pesawat komersial yang lebih besar yang rancang bangunnya kerjasama dengan Casa Spanyol yaitu pesawat CN-235 (bermesin 2 dan berpenumpang 35). Pesawat CN235 diberi nama Tetuko, tokoh dalam pewayangan.
Dan tahapan berikutnya adalah pesawat terbang N250 Gatot Koco yang murni merupakan rancang bangun dari PTDI. Pesawat N250 dirancang mempunyai kapasitas penumpang 50 orang. Kapasitas penumpang berkisar 50 memang diprediksi akan menguasai pangsa pasar pesawat komersial. Diprediksi waktu itu, kebutuhan pasar atas pesawat komersial antara 2000 – 2020 sekitar 8000 pesawat, dan diperkirakan 45% adalah pesawat sekelas N250.
Pantas saja IMF memasukkan persyaratan penghentian proyek N250 dalam Letter of Intent-nya. Pesawat N250 kehadirannya sangat mengkhawatirkan pesaingnya. Dan pesaing pesawat N250 adalah produksi Eropa, Seperti ATR Perancis, Fokker (yang sudah tidak berproduksi lagi) Belanda dan Dehavilland dari Kanada yang semuanya merupakan negara maju Eropa.
IMF merupakan lembaga keuangan dunia yang dalam kebijakannya cenderung memproteksi negara maju. Secara tradisi, pimpinan IMF selalu berasal dari Eropa, sedangkan untuk World Bank berasal dari Amerika. Ada pengkaplingan yang jelas antara Eropa dan Amerika dalam berbagi tugas. Eropa dan Amerika merupakan negara maju yang membutuhkan pasar untuk produksinya, karena pasar dalam negerinya yang sudah jenuh. Dan pasar itu ada di negara berkembang seperti Indonesia. Untuk itu mereka berkepentingan agar ketergantungan dari negara berkembang terus berlanjut.
Sedangkan Pesawat MA60, yang merupakan pesawat sekelas N250, baru diproduksi secara komersial pada tahun 2000. Dan pesawat tersebut hanya lolos dari sertifikasi otoritas penerbangan China (Civil Aviation Administration of China). Karena hanya mengantongi sertifikasi dari negaranya sendiri China, maka pesawat ini pernah ditolak masuk Indonesia pada waktu Wapres Jusuf Kalla. Sedangkan pesawat N250, pada saat dihentikan proyeknya, adalah dalam proses pembuatan prototipe yang ke 2 dari 4 prototipe yang harus dibangun sebagai persyaratan untuk melewati sertifikasi FAA yang terkenal sangat ketat.
FAA (Federal Aviation Administration) merupakan otoritas penerbangan Amerika yang merupakan kiblat dari otoritas penerbangan dunia dan juga merupakan otoritas penerbangan tertua di dunia. Selain FAA, otoritas penerbangan yang kredibel lainnya adalah JAA (Joint Aviation Authorities), yang merupakan otoritas penerbangan Uni Eropa.
Kecelakaan pesawat MA60 Merpati merupakan kecelakaan terparah dari pesawat ini yang sampai mengakibatkan 27 korban meninggal. Beberapa kecelakaan seperti tergelincir ataupun overshot (keluar jalur) waktu lepas landas juga pernah dialami dibeberapa airlines. Selain Indonesia, pesawat MA60 juga dipakai dibeberapa negara dunia ketiga yaitu Kongo, Bolivia, Equador, Ghana, Laos, Myanmar dan Srilanka. Merpati sendiri merupakan operator penerbangan yang terbanyak menggunakan MA60 sebanyak 12 pesawat, mengalahkan China sendiri. Jumlah pesawat MA60 yang diproduksi baru mencapai 41 buah (data sampai April 2010).
Sebagai perbandingan, walaupun tidak sejenis dengan pesawat MA60, pesawat CN-235 (kapasitas 35 penumpang) yang diproduksi PTDI lebih banyak dipakai dinegara lain seperti Venezuela, Korea, Malaysia, Pakistan, Uni Emirat Arab, Philipina, Turki, Papua Nugini, Thailand dan Senegal. Selain untuk komersial, pesawat ini juga ada dalam versi Military dan Maritime. Bahkan Korea, Malaysia, Pakistan, UAE dan Senegal memakainya untuk pesawat VIP. Sedangkan produksi CN235 Spanyol telah banyak dipakai di negara Eropa dan juga Amerika.
Seandainya proyek N250 terus berlanjut dengan dukungan seluruh rakyat Indonesia, tentunya Indonesia telah menjadi negara yang disegani dalam industri dirgantara, tidak seperti sekarang yang mengemis teknologi dan menjadi percobaan negara lain karena mencari produk yang murah.
Semoga kecelakaan pesawat MA60 dapat menjadi cerminan untuk insan penerbangan Indonesia, dan menjadi dorongan untuk kemajuan industri dirgantara.
Ingat sekali, ketika masa kecil, berhamburan keluar begitu mendengar suara pesawat sambil berteriak ‘…kapal terbang, minta uangnya!’. Dan seandainya langit Indonesia dipenuhi dengan pesawat buatan bangsa Indonesia sendiri, hmmm…
Pesawat N250, mimpi anak bangsa yang hilang!
Info mengenai PTDI terbaru (5 Agustus 2012), dapat dibaca disini.
——–
Pesawat MA60, dengan nomor register PK-MZK, jatuh pada waktu pesawat mau mendarat di perairan Kaimana – Papua Barat, pada hari Sabtu 7 Mei 2011, sekitar pukul 15:15 WITA. Rute pesawat dari Sorong menuju Kaimana, di Papua Barat. Pesawat PK-MZK tersebut baru didatangkan oleh Merpati pada bulan Oktober 2010 dan baru mengantongi 615 jam terbang.
——–
Pengaruh AS di Bank Dunia Masih Dominan
Ini terkait dengan terpilihnya calon yang diusung AS, Jim Yong Kim, memimpin Bank Dunia
SELASA, 17 APRIL 2012, 09:35 WIB
Renne R.A Kawilarang
VIVAnews – Seperti sudah diduga, Bank Dunia kembali memilih calon Presiden mereka yang diusung oleh Amerika Serikat. Kali ini adalah cendekiawan Amerika keturunan Korea, Jim Yong Kim.
Tradisi ini mengundang kritik dari berbagai kalangan karena pemilihan pemimpin baru salah satu lembaga keuangan terkemuka dunia itu masih kental dengan pengaruh politik ketimbang profesionalisme.
Salah satu yang kecewa atas hasil pemilihan presiden baru Bank Dunia di Washington DC, yang berlangsung Senin waktu setempat, adalah Ngozi Okonjo-Iweala. Dia adalah salah satu kandidat Presiden Bank Dunia, yang didukung negara-negara berkembang.
Sembari mengucapkan selamat atas terpilihnya Jim, Okonjo-Iweala menyatakan perlunya upaya lebih untuk mengakhiri “tradisi yang tidak adil,” yang kembali mengukuhkan pengaruh AS di Bank Dunia, yang selama ini diandalkan untuk membantu pembangunan bagi negara-negara miskin dan berkembang.
“Jelas bagi saya bahwa perlu ada sistem yang lebih terbuka, transparan, dan berbasis kinerja,” kata Okonjo-Iweala, seperti dikutip kantor berita Reuters. “Kami perlu memastikan bahwa jangan muncul defisit demokratis dalam tatanan pemerintahan global,” lanjut Menteri Keuangan Nigeria itu, yang pernah menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Bagi Okonjo-Iweala, pemilihan ini masih sarat dengan kepentingan dan pengaruh politik dan bukan berdasarkan penilaian kinerja. Penilaian yang sama juga diutarakan oleh kandidat lain yang merupakan mantan menteri keuangan Kolombia, Jose Antonio Ocampo. Proses pemilihan ini merupakan “masih berorientasi politik,” ujar dia.
Kim sendiri belum punya pengalaman sebagai pejabat Bank Dunia. Dia lebih dikenal sebagai pakar kesehatan yang pernah berkiprah di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelum menjadi rektor di suatu universitas di Amerika Serikat dan akhirnya ditunjuk Obama jadi calon presiden Bank Dunia.
Dia mendapat dukungan dari AS, Uni Eropa, Kanada dan Jepang, yang menguasai lebih dari separuh kekuatan suara di Dewan Direktur Bank Dunia. Kim mulai bertugas Juli mendatang, menggantikan Robert Zoellick yang memutuskan pensiun.
Bagi kalangan pengamat, hasil ini tidaklah mengejutkan karena sudah menjadi tradisi sejak Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional dibentuk melalui Konferensi Bretton Woods di AS pada 1944. AS mendapat porsi memimpin Bank Dunia, sedangkan IMF merupakan jatah Eropa.
“Beberapa negara berkembang bisa saja mengajukan calon sendiri untuk membuat malu Barat, sambil berharap akan adanya proses yang lebih terbuka,” kata Profesor Simon Evenett, mantan pejabat Bank Dunia yang kini menjadi cendekiawan di Universitas St. Gallen Swiss, seperti yang dikutip The Guardian.
“Namun Barat tidak akan mau melepas pengaruh mereka di institusi-institusi itu sampai mereka mendapat sesuatu dari negara-negara berkembang,” lanjut Evenett. (umi)
dulu IPTN di hina2 katanya ngabisin duit negara cuma buat produksi panci !!!
hikzzz,,,, bangsakuuuuuu bangsakuuu ….
Memang diperlukan pemimpin yang visioner yang bisa jauh melihat kedepan dan menyatukan seluruh rakyat untuk bersama-sama mewujudkan ‘mimpi’…
Trims. Postingan luar biasa. Menyadarkan kita pada sejarah yang terlupa. pada visi besar bangsa yang pernah terintervensi oleh misi negara maju menggenggam dunia. Terimakasih….. rasa patriotisme kembali muncul dan membuat kekangenan tersendiri pada CN 235 dan N 250.
Terima kasih atas responnya. Semoga membangkitkan kesadaran kita untuk bangga memakai produk dalam negeri, karena berarti kita membangun kemandirian dan memberikan lapangan kerja buat jutaan mulut bangsa sendiri..
Sepertinya bangsa ini selalu lebih bangga dengan buatan bangsa lain…yang mengenaskan adalah anak bangsa dijadikan kelinci percobaan dengan menggunakan uang utangan yang semoga dapat dilunasi. Ntah barter apalagi yang harus ditanggung oleh bangsa ini.
Dulu Indonesia berkibar sebagai produsen gula dunia, skrg import, garam import dan garmenpun udah diserbu dari China. Korupsi dan social cost yang tinggi membuat Indonesia semakin tidak kompetitif. Akhirnya kita beli produk luar yg keliatannya lebih murah spt produk China tapi membuat kita lebih terperosok. Thanks utk komennya..
Hiduplah Indonesia Raya…
Bravo Dirgantara Indonesia…
Semoga Pemerintah segera “sadar” dan membangun kembali industri dirgantara kita yang memang sudah diakui oleh pihak asing. Saya yakin CN 235 dan N 250 Gatotkaca akan terbang lagi…atau mungkin nanti N 2130 akan langsung diproduksi…hehe
Amiin….
Insya Allah, kalo gak sadar-sadar ya kebangetan, hehehe…
di TVOne kemarin malam, salah satu direktur PTDI mengungkapkan bahwa ketika itu PTDI jg menawari CN235 kepada merpati. CN235 yg ditawarkan merupakan CN235 NG(New Generation) dengan jumlah penumpang 50, berati sekelas dong dg MA60. Harganya disebutkan juga lebih menarik(lebih murah) dibanding MA60. Pada waktu itu CN235 sudah sertifikasi dalam negeri(DGAC) dan juga JAA, bandingkan MA60 yg baru dapat sertifikasi dari Cina. Yang paling membedakan kenapa dipilih MA60 adalah bahwa pemerintah Cina mau menanggung biayanya terlebih dahulu (mau meminjamkan hutang), sementara PTDI mintanya cash…(pemerintah indonesia ga mau menanggung biaya dulu…). huhuhu…sedihnya punya pemerintah spt ini…
Dalam suatu kesempatan BJ Habibie ketika acara di Global TV menyatakan untuk membangkitkan kembali kejayaan N250/dirgantara Indonesia dalam waktu 3-5tahun kedepan membutuhkan dana 5Triliyun boleh dicicil…merinding rasanya…bandingkan 6.7 triliyun (century) yg scr cuma-cuma diberikan kpd orang lain dibawa keluar negeri…hihihi…miris…
Pesawat CN-235NG (Next Generation) adalah pengembangan pesawat CN-235. Didalam industri pesawat ada istilah stretching, dimana sebuah pesawat diperpanjang untuk mengubah kapasitas dan jangkauan pesawat tanpa perubahan mendasar dari desain awalnya.
Contoh pesawat yang di stretching adalah pesawat Fokker F-100 (kapasitas 130-an) yang merupakan stretching dari pesawat Fokker F-28 (kapasitas 90-100), juga pesawat ATR 72 (kapasitas 60-70 pax) yang merupakan stretching dari pesawat ATR 42 (Kapasitas 40-50 pax). Beberapa perubahan yang pasti adalah Engine yang power-nya diperbesar dan sebagainya, tetapi airframe (rangka) tidak terlalu mengalami perubahan.
Yah itulah sedihnya, karena pembelian MA60 itu adalah G to G (Government to Government), kenapa pemerintah tidak melakukan hal yang sama pada PTDI, bukankah itu jelas-jelas ‘kebodohan’, apa yang membuat hal itu terjadi, itu yang harus dibongkar..
demi melupakan masalah merpati.. pemerintah melalui staf khususnya si andi arif mengeluarkan pernyataan pengalih perhatian…. AKAN ADA GEMPA 8.5sr DI JAKARTA!
Hehehhe, memang kalau masalah mengalihkan perhatian, kayaknya memang jagonya…
Memang menyedihkan bangsa ini hingga saya hampir tidak percaya kalo yang menjalankan pemerintah kita benar2 bangsa Indonesia. Jangan2 mereka dikendalikan oleh alien atau bangsa asing yang menjadikan para pemimpin seperti boneka.
Pemerintahan kita mikirnya masih keuntungan sesaat saja dan tidak terintegrasi antar satu bagian dengan bagian lainnya. Semoga cepat berubah!
Indonesia sebenarnya bisa…
Tapi masalahnya mau tidak???
Mungkin dalam pengembanganya masih ada kata2 “wani piro?”
Nah itu memang pertanyaannya, mau ngga? Orang yang gak bisa tetapi punya kemauan, akan jauh lebih baik, karena ia akan terus berusaha..
Sebenarnya saat first flight N250 buatan IPTN, Indonesia mulai mengepakkan sayap besarnya yang lama tersembunyi dan membawa rakyatnya melihat dunia dari atas. Tapi apa sangka Tuhan berbicara lain. Mungkin perilaku para pemimpin saat itu yang belum bisa dijadikan contoh bagi yang dipimpinnya. Saat ini yang harus dilakukan adalah memantaskan diri dalam upaya menjadi negara besar yang disegani bangsa-bangsa di dunia. Aku yakin kita adalah bangsa yang besar. Yang dibutuhkan adalah nasionalisme dari rakyat Indonesia.
Setuju Pak, bangsa kita terlalu berpikiran untuk kepentingan sesaat. Seharusnya berpikir agar Indonesia itu tetap jaya untuk selamanya, kita mendirikan bangsa yang kuat buat anak cucu kita, dan tetap utuh berdiri kuat sampai ratusan tahun, seperti bangsa-bangsa maju lainnya didunia ini..
INILAH DOSA REFORMASI…..MERASA PALING BAIK, TERNYATA MEMBUAT INDONESIA MAKIN HINA DIMATA RAKYATNYA SENDIRI. AYO MARI KITA USIR PARA PENGGAGAS REFORMASI, KARENA MEMBUAT RAKYAT LAPAR, MEMBUAT NEGARA KACAU BALAU, MEMBUAT SEMUA JADI RUSAK GGAK KARU-KARUAN.
Semoga Indonesia cepat pulih dan ‘sadar’ ya Pak!
sedih bercampur malu
Semoga pemerintah Indonesia juga masih mempunyai rasa ‘malu’ tersebut pak, dan cepat mengkoreksi diri..
postingan luar biasa pak, pernah ada kabarnya kalo n 250 bakal dibangun kembali dengan pengurangan spek seperti penggantian mesin dengan power yang sedikit di kurangi serta penghapusan sistem fly by wire yang katanya bakal ngurangi biaya produksi serta harga pesawatnya, tapi sampe sekarang ga ada kabarnya malah PT.DI nglanjutin proyek pesawat n 219, semoga proyek n219 berhasil buat gantiin pesawat merpati jenis twin otter yang udah tua
Share info dan pendapat saja. Mudah2an cepat terlaksana proyek yang N219, untuk proyek N250 sepertinya masih lama, gagasan untuk menghidupkan kembali sekitar setahunan yang lalu, tapi belum ada progress yang jelas. Semoga kedepannya Indonesia dapat lebih matang dalam merencanakan suatu keputusan, sehingga semua potensi bangsa dapat dimanfaatkan maksimal.
ayo! buat dukungan terbuka untuk kebangkitan industri Dirgantara Indonesia.
Para pengambil kebijakan negeri ini tak lebih dari seorang pecundang jika lebih mementingkan produk negeri lain..
Terima kasih, salam kenal Pak! Pengambil kebijakan yang tidak punya visi Pak, yang tidak berpikir untuk keutuhan suatu bangsa dalam ratusan tahun…
Untuk menghidupkan kembali CN 235 dan N250 dapat dilakukan dengan mendekati perusahaan penerbangan lokal terutama yang selama ini menggunakan pesawat sekelas CN 235, agar mengganti pesawatnya yang sudah tua. Sebagai contoh penerbangan antar provinsi/kota di Kalimantan/Sulawesi/Maluku/Nusa tenggara dan Papua masih menggunakan pesawat kecil dan umurnya juga sudah cukup tua. Kalau dapat berjalan dengan baik dan dilakukan dengan cara yang bersih maka akan memiliki dampak positif yang luas. InsyaAlloh
Ya, setuju Pak, dan yang mengkoordinasikan sebaiknya adalah pemerintah. Jadi yang paling utama adalah kemauan dari pemerintah dan seluruh elemen bangsa ini..
Tinggalkan pemerintah pusat,anggap saja kita nggak punya pemerintah pusat.cukup pemerintah propinsi dan kabupaten /kota saja . jika pemerintah daerah ini masing2 pesan satu pesawat saja maka pt DI pasti bangkit kembali dan pasti jaya .
Seandainya… Semoga!!
nice posting lengkap banget gan, ijin copas ntar sumbernya wa masukin thx
Sip, dengan senang hati Gan!
KALAU ADA CALON PRESIDEN YG PUNYA COMITMENT UTK MENERUSKAN PROGRAM PRODUKSI PESAWAT N 250 DAN N2130, SAYA AKAN KERAHKAN SELURUH KELUARGAKU BANGSA INDONESIA UTK MEMILIHNYA. 5 TRILYUN KECIL UTK MEMAJUKAN KEBANGKITAN TEHNOLOGI INDONESIA, YG AKAN KITA WARISKAN UTK KEMAJUAN GENERASI BANGSA IND DI MASA YG AKAN DTG
Dan yang penting Pak, janjinya tidak sebatas retorika pada waktu kampanye saja. Tapi benar2 berkomitmen untuk memajukan produk dalam negeri utk ketahanan bangsa..
Reblogged this on Mencoba Berkarya dengan Menulis and commented:
Info menarik tentang PT DI
Silahkan Pak, saya senang bisa berbagi…
saat membaca judul artikel ini saya langsung tertarik untuk membacanya..
ketika saya membaca isi artikel ini sampai habis, hati saya bergetar dan mata saya berkaca-kaca menahan haruh..
saya pemuda usia 22 tahun, dulu waktu masa jaya PT.DI ketika mampu membuat CN-235 dan prototipe N-250 saya masih sangat kecil dan belum mengerti tentang masalah tersebut..
ketika dewasa saya cukup tertarik dan berminat dg ilmu sejarah, khususnya membaca dinamika perkembangan bangsa indonesia.
sangat bangga ketika mengetahui Indonesia adalah negara berkembang pertama dan satu2nya yg mampu membuat pesawat terbang, indonesia sempat digadang2 bakal menjadi negara maju, namun skrng nyatanya indonesia berjalan ditempat.
saya bukan org yg terlalu mengerti masalah teknis dirgantara, tapi saya sangat berharap suatu saat nanti PT.DI bisa bangkit, pak Habibie bisa kembali ikut membangun industri penerbangan di Indonesia walaupun tdk bs dengan tenaga dg pikiran atau ide pasti tetap akan sangat bermanfaat..
sedih rasanya N-250 dibiarkan terbengkalai pada suatu ruang di markas PT.DI (ketika itu saya menyaksikan siaran mengenai keadaan PT. DI di salah satu stasiun tv swasta)
semoga dan semoga kejayaan PT. DI segera kembali, semoga N-250 bisa mengangkasa di bumi Indonesia seperti cita2 pak Habibie (bapak bangsa yang bersahaja)..
semoga pemerintah tidak lagi terus menerus membuat kita sebagai pembaca dan penikmat sejarah terbuay dan terharu akan kejayaan masa lalu , melainkan harus membuat bangga pada keadaan masa sekarang. semoga pemerintah kita cepat sadar betapa berpotensinya PT. DI milik kita.
jangan sampai kita semakin tertinggal dg negara2 tetangga.. amin ya robbal alamin…
N 2130 >> salah satu jet berpenumpang impian yang terlalu lama menjadi mimpi..
“Dalam suatu kesempatan BJ Habibie ketika acara di Global TV menyatakan untuk membangkitkan kembali kejayaan N250/dirgantara Indonesia dalam waktu 3-5tahun kedepan membutuhkan dana 5Triliyun boleh dicicil…merinding rasanya…bandingkan 6.7 triliyun (century) yg scr cuma-cuma diberikan kpd orang lain dibawa keluar negeri…hihihi…miris…”, ini salah satu yang membuat saya terhau… sedih..
salam kenal pak, blognya sangat menarik… maaf bila kata2 saya kurang berkenang…
Sedih memang. Sekarang temen-temen saya ex PTDI ratusan ada diluar negeri, seperti Malaysia, Eropa dan Amerika. Mereka bekerja di Aviation Industries. Yang paling banyak malah kerja di Malaysia, karena Malaysia lagi getol mengembangkan industri dirgantaranya.
Pada waktu first flight pesawat N250, bener-bener membanggakan. Bisa dilihat di link berikut: http://wp.me/p13JDc-4d
Thanks dan salam kenal juga.
waahh perihatin saya Pak…
Nanti dengan angkuhnya Malaysia membanggakan kemajuan industri dirgantaranya dg negara Asean termasuk Indonesia,, padahal sebagian bsr tenaga ahli dirgantara mereka adalah orang Indonesia..
jangan sampai kita dikalahkan oleh Malaysia ,,, semoga dirgantara Indonesia kembali bangkit… amin
Mas Ramadlan, nice info, trims atas pencerahannya.
Lama tidak bersua. apa kabarnya?
Banyak orang yg tdk tahu kenapa saat itu N250 tiba2 diberhentikan, sampai adik ipar saya menyangka karena tidak lolos sertifikasi, dan itupun saya baru tahu kl adik ipar ini punya pandangan yg salah tentang N250 itu baru tahun kemarin. So saya hrs jelaskan permasalahannya, baru deh dia ngerti.
Memang betul dan tidak bisa dipungkiri kalau pemerintah kita lebih mementingkan kepentingan sesaat daripada jangka panjang, juga mind set sebagian bangsa kita yg selalu miring dan sinis dengan produk kita sendiri, mereka lebih bangga dengan produk luar.
Setelah pak Habibie muncul di TV kala itu, saya dan bbrp teman sempat berdiskusi bagaimana caranya untuk mendapatkan uang yang 5T itu, untuk bisa menghidupkan kembali PT DI (N250), sempat terpikir bagaimana kalau rakyat yg perduli untuk “patungan”, berapapun nilainya perorang atau bisa dijadikan saham. Katakanlah setiap orang (yg perduli) bisa menyisihkan Rp100.000,- maka dibutuhkan orang sebanyak 50 juta orang, baru yg 5T bisa terkumpul.
Tapi mungkin akan ada orang yg bisa menyumbang kurang dari itu atau malah ada yg bisa lebih dari nilai tersebut.
Tapi akhirnya kita tersadar, siapakah kita ini? kita hanya orang kecil yg tidak mungkin didengar, atau malah menjadi fitnah, jangan2 orang berfikir kita ini adalah penipu yg cari keuntungan dengan mudah……….akhirnya impian itu pun sirna sudah…………tapi harapan akan selalu ada.
Yang saya khawatirkan saat ini (mungkin juga kawan2 yg lain) adalah masalah regenerasi, terutama di engineering. Kalau kita lihat, mayoritas yg bekerja di PT DI saat ini dan yg sudah keluar rata2 berada di usia 50-an, ada yg sudah pensiun, ada yg sudah meninggal dsb.
Kalau regenerasi tidak dilakukan sekarang, maka akan perlu waktu yg lama lagi untuk bangkit, karena dibutuhkan waktu yg tidak sedikit untuk mencetak orang2 yg handal di bidang ini.
Selagi masih ada yg berpengalaman, lebih baik regenerasi ini dilakukan saat ini, jangan menunggu 10 tahun lagi, karena pada saat itu mayoritas orang yg pengalaman mungkin sudah pada sepuh atau meninggal.
Memang betul kalau negri jiran saat ini sedang getol2 nya mengejar ketertinggalan di semua lini termasuk di bidang aeronautika. Dan di tahun 2020 mereka punya mimpi untuk menjadi macan asia di semua bidang.
Silahkan direnungkan, tapi tidak cukup hanya direnungkan saja, harus ada tindakan yg nyata kalau tidak mau selalu dilecehkan orang, dan semoga pemerintah kita mau peduli. Saya dengar ada satu mentri, kalau tidak salah pak Dahlan Iskan, yg mulai perduli dengan masalah ini, semoga diikuti oleh mentri2 yg lain termasuk pemimpin tertinggi negri ini yg selalu membangun citra saja. Amien.
Maaf mas Ramadlan, kadang saya suka terbawa emosi. Salam.
Bener Kang. Kemandirian bangsa itu merupakan program yang bukan semalam untuk menciptakannya, perlu program jangka panjang, jelas dan berkesinambungan. Kalo sekarang gak jelas nih, dari satu rezim ke rezim lainnya kayaknya bawa warna masing-masing, seakan-akan tidak punya program jangka panjang untuk bangsa ini.
Kalau baca sejarah panjang, dimana sejak jaman bung Karno sudah banyak dikirim pemuda-pemuda berbakat keluar negeri untuk nantinya dapat kembali ke Indonesia untuk membangun bangsa. kenyataan yang terjadi, malah disia-siakan.
DI lain pihak, banyak bangsa lain yang tidak rela melihat kita mandiri, karena berarti pasarnya akan semakin tergeser. Pihak luar itulah yang kadang dengan segala cara berusaha mempengaruhi kebijakan dalam negri kita.
Bagaimanapun juga, right or wrong is our country!
numpang share bang.. ini bagus baget biar semua mata di indonesia terbuka.. sampai Petinggi2 nya malu ber KKN.
Monggo Pak.. Yh perlu diketahui oleh para bangsa, terutama anak-anak muda ya Pak..
Ping balik: Pesawat N250 dari PTDI, Mimpi Anak Bangsa yang Hilang! | HertoniAN' Blog
Ping balik: Catatan Kecil : Pak Habibie dan Ibu Ainun | Rizal Bagus Rahman
Terharu…sewaktu saya menonton film “Habibi & Ainun”..Tak terasa menetes air mata saya.. Andaikan saja Indonesia tidak terjadi reformasi yang kebablasan seperti sekarang,mungkin Indonesia sudah menjadi negara yang maju. Semoga dengan bangkitnya kembali Yth.Bp Prof.Dr.Ing. B.J.Habibie a.k.a Rudi di dunia penerbangan Indonesia, bisa menebarkan “Gatotkaca Gatotkaca” baru yang berseliweran di udara Indonesia….Sudah saat nya kita buang rasa bangga menggunakan pesawat Eropa & Amerika..sudah saat nya bangsa ini bangga dengan Industri dalam negeri nya..Semoga mimpi Pak Habibi terwujud kembali..aamiin…
Sama Pak. Bagian yang paling menyentuh saat Pak Habibie mengunjungi IPTN setelah ia tidak menjadi Presiden. Bisa dibayangkan, bagaimana perasaannya, ketika harapannya telah diubun-ubun, dan tinggal selangkah lagi menjadi kenyataan, tetapi terhempas begitu saja oleh kekuatan luar! Betapa kejam para kapitalis, yang berupaya dengan segala cara untuk menggagalkan produk ini! Hhmm…
“Bagaimanapun juga, right or wrong is our country!”
😦
ijin share pak,,, bingung mo komen apa,,
Ya, right or wrong is my country!
Thanks juga atas kunjungannya dan share-nya 🙂
Sudah saatnya negara ini bangkit, sudah saatnya kita mampu memproduksi Pesawat terbang sendiri….kita harus bangga terbang dengan pesawat kita…..tahun depan adalah tahun politik sudah saatnya kita pilih orang-orang yang ngakunya mewakili kita dan calon Presiden kita yang mempunyai visi kedepan tentang kedirgantaraan negara kita ……Salut Buat Pak BJ Habibie…….
Terkadang Rakyat kita suka meremehkan apa yg dibuat oleh bangsa sendiri.. selama itu terus berlanjut negara kita akan sulit untuk maju.. Indonesia adalah Negara Surga bagi para politikus
Setuju Pak. sikap mental kita masih inferior alias rendah diri terhadap karya bangsa sendiri dan menganggap apa yang dari luar lebih baik.
Duh IMF…………..apa salahnya sih negara berkembang bikin pesawat sendiri…….sompreeettttt……….ngiri ye negara yang masih berkembang bisa bikin pesawat……..
Hehehe, iya Pak, bukan hanya ngiri, tepatnya mereka merasa terancam…
Yahh… Begitulah…. Kerjaan intel CIA ngobrak-ngabrik negara orang biar ngga bangkit.
Ngga perlu jauh-jauh, Media televisi merupakan salah satu penyumbang terbesar fitnah..
Walaupun ada beberapa konten yang bagus sayangnya menurut saya percuma berita bagus tersebut seakan-akan tertimpah oleh berita panas isu-isu KKN. Padahal masih dugaan namun sudah menjadi buah bibir masyarakat, khususnya masyarakat awam yang kurang bersikap kritis terhadap auatu berita, jika saja orang mencari kebenaran berita. Pastilah rencana CIA gagal total
Ada banyak negara yang beruntung dengan tidak bangkitnya Indonesia, dalam hal ini kemandirian bangsa. Sayangnya, banyak orang-orang Indonesia sendiri yang menjadi perpanjangan tangan dari bangsa lain agar indonesia tidak Mandiri. Contohnya seperti impor daging, 70% daging Australia diekspor ke Indonesia, artinya Australia sangat tergantung pada Indonesia, dan Australia sangat berkepentingan agar Indonesia terus membeli produk dagingnya tersebut…