(Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya di blog ini: Pesawat N250 dari PTDI, Mimpi Anak Bangsa yang Hilang!)
Nyari-nyari file terbang perdana pesawat N250 buatan PTDI, dapat juga di youtube. Sangat membanggakan, bikin merinding dan membangkitkan semangat kebangsaan.
First flight dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 1995, yang dimaksudkan sebagai kado emas hari ulang tahun kemerdekaan RI yang ke 50. Pesawat N250 merupakan pesawat tercanggih dikelasnya yang telah memakai teknologi Fly by Wire, teknologi yang biasanya di pakai di pesawat komersial besar.
Bandingkan dengan pesawat MA60, yang memang dibuat oleh negara China, sebagai pesawat pertama dengan niatan untuk dipasarkan diluar China (proyek percobaan), Zimbabwe merupakan negara diluar China yang merupakan pembeli pertama MA60, dan, Indonesia adalah salah satu negara dengan pembeli terbanyak diseluruh dunia, mengalahkan airline China sendiri.
Sedih melihat para pejabat Indonesia berada di China, bertepuk tangan dan bergembira, menyaksikan penyerahan pesawat MA60, dimana total pembeliannya lebih dari Rp 2 Triliun. Pembelian pesawat MA60 difasilitasi secara G to G dengan jaminan pemerintah Indonesia, yang seharusnya hal ini bisa dilakukan juga untuk jaminan ke PTDI dalam meneruskan proyek N250, ataupun seperti yang disampaikan oleh Bp Andi Alisyahdana, Direktur Aerostructure PTDI, sebenarnya PTDI telah menawarkan pesawat CN-235NG yang lebih murah daripada MA60 pada waktu proyek pengadaan pesawat di Merpati.
CN-235NG (Next Generation) merupakan pengembangan dan stretching dari pesawat CN-235. Stretchingadalah pengembangan dari pesawat dimana badan pesawat diperpanjang dengan tujuan untuk menambah kapasitas dan jangkauan pesawat tanpa perubahan mendasar dari desain awalnya. Contoh pesawat yang di stretching adalah pesawat Fokker F-100 (kapasitas 130-an) yang merupakan stretching dari pesawat Fokker F-28 (kapasitas 90-100), juga pesawat ATR 72 (kapasitas 60-70 pax) yang merupakan stretching dari pesawat ATR 42 (Kapasitas 40-50 pax). Beberapa perubahan yang pasti adalah Engine yang power-nya diperbesar dan sebagainya. Pesawat CN-235 mengantongi sertifikat kelaikan dari JAA/EASA dari Eropa dan juga dari semua negara pemakainya. Untuk diketahui, dua otoritas yang paling kredibel didunia penerbangan adalah FAA (Amerika) dan JAA/EASA (Eropa), hal ini tidak terlepas dari persaingan antar dua benua tersebut, Eropa mengusungAirbus dan Amerika dengan Boeing-nya. Sebenarnya Rusia juga menguasai penerbangan di daerah Asia dan Eropa Timur dengan produk Antonov, Rusia tentunya mempunyai otoritas yang mengeluarkan sertifikasi produk pesawat sendiri. Semoga Indonesia dapat belajar dari kejadian pesawat MA60 ini.
Semoga bangsa Indonesia dapat belajar dari kecelakaan pesawat MA60 ini!
Itulah peringatan untuk kita semua bangsa Indonesia untuk membiasakan diri bangga dengan PRODUK INDONESIA yang benar-2 baik, kalau produk manusia no 1 ya buatan bangsa sendiri dong, baru barangkali produk bangsa lain yang benar-2 lebih dari kita, juga yang penting janganlah sekali-kali menyepelekan produk baik bangsa ini.
Bangsa ini sepertinya terlalu lama dijajah dan mengalami penyakit inferiority complex alias penyakit minder, selalu menganggap bangsa lain dan produknya lebih unggul. Padahal produk kita banyak yang lebih baik, dan dengan memakai produk dalam negri, maka kita telah menyelamatkan jutaan tenaga kerja. Kalau bukan kita yang bangga memakai produk dalam negri, siapa lagi yang akan menggunakannya???
saya sangat setuju sekali apa yg ditulis mas bambang goeritno ini. saya sangat sedih jika ada orang indonesia sendiri yg menghina produk2 dlam negeri.
Hidup Buatan Indonesia!!
Bener Pak, cintailah produk-produk Indonesia, hehehe, kayak Maspion aja…
Seharusnya pemerintah Indonesia beserta para pejabat tingginya mensupport sepenuhnya penggunaan CN-235 dan N250, minimal di dalam negri karena kedua jenis pesawat terbang tersebut cukup handal dan tidak kalah dengan pesawat MA60 maupun ATR 42, kalau tidak dimulai dari dalam negri sendiri bagaimana bangsa lain akan mengenalnya, untuk PT.DI ayo buktikan bahwa kita mampu . . .
Setuju, harus ada kemauan politik yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan tahapan demi tahapan dari pembangunan. Saat sekarang, semuanya seperti jalan sendiri-sendiri, rakyat tidak tahu kemauan dan arah tujuan dari negara ini di masa yang akan datang.
Itulah cermin bangsa Indonesia sesungguhnya, menyedihkan! Tidak bangga dgn hasil karyanya sendiri. Bagaimana orang lain mau pake buatan Indonesia? wong negaranya sendiri nggak mau pake! nggak mau memberi contoh orang lain! nggak mau mendukung karya bangsanya! makanya Industri di Indonesia nggak akan pernah maju! Pejabat2nya pada serakah, hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya (partainya)…..Terharu memang kalo lihat First Flight N250, terutama bagi yg terlibat di dalamnya…..Tschuss N250…
Terharu dan sedih memang Pak..
Memang menyedihkan. Namun ada beberapa hal yang mungkin luput dari perhatian kita, antara lain:
1. Cina pada dasarnya seperti superpower, setidaknya secara ekonomi. Amerika berhutang milyaran dolar kepada mereka dan akan mengalami kebangkrutan sekiranya Cina menghentikan perdagangan dengan mereka. Hanya dengan nilai tukar Yuan yang rendah terhadap dolar US saja Amerika sudah kelimpungan.
2. Bangsa Cina memang gigih, ulet dan tangguh. Nampaknya karakteristik ini sudah jadi “second nature” mereka. Tanpa gembar-gembor atau “luxury” dan lebih fokus pada “result oriented” tanpa mengabaikan proses, membuat mereka dapat melakukan apa saja, bahkan yang “impossible” sekalipun.
3. Nampaknya Cina menyadari bahwa kekuatan rakyat atau orang bukan cuma slogan. Mereka percaya bahwa stiap individu punya andil besar terfhadap keberhasilan komunitas dan/atau bangsa. Pernah lihat pembukaan olimpiade di Cina? Bagaimana mungkin koreografi seni mereka yang sinkron bisa memukau kalau bukan karena kecakapan “team work”. Dan siapa team work itu kalau bukan kumpulan dari individu-individu yang piawai.
4. Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia, dalam skala miniatur IPTN/PTDI sudah mencoba memulai keahlian seperti yang dimiliki Cina. Sayang sekali meski setiap individu ditugaskan dan memiliki keahlian yang sesuai bidangnya masing-masing, pada level atas kecakapannya diwakili (inisiatif yang mewakili) atau diwakilkan (inisiatif ybs) oleh sang atasan yang ujung-ujungnya memupuk karir dan nama buat dirinya sendiri.
5. Banyak yang tidak mengetahui atau menyadari bahwa dalam banyak hal proses pembuatan N250 sejak cetakbirunya (blueprint) hingga pesawat terbang nyatanya dibantu oleh ratusan tenaga ahli, khususnya dari Barat (Amrik dan Eropa). Yang saya tahu Embraer Brazil juga mempekerjakan tenaga ahli luar (Barat dan Timur, termasuk dan khususnya Indonesia) bukan sebagai “core team” yang menjadi penentu utama berjalannya proses pembuatan pesawat. Mereka juga disewa (hired) untuk bidang yang Embraer belum memiliki keahlian di situ, misalnya “fly-by-wire”. Saya yakin Cina pun seperti itu. Namun apa yang terjadi di IPTN, dan ini saya saksikan dan alami sendiri, para tenaga ahli itu justru yang menjadi core teamnya. Bukan saja dalam disain dan analisa-analisa tekniknya bahkan juga dalam proses pra dan pasca sertifikasi. Di PTDI ada Bramadi yang dibentuk dari kumpulan tenaga ahli Barat di bidang sertifikasi. Di situ masuk orang-orang yang masih dan pernah bekerja di JAA, CAA atau FAA. Dan saya melihat sebagaimana IPTN/PTDI diarahkan oleh tenaga-tenaga ahli Barat badan sertifikasi Indonesia, yang akan melakukan sertikiasi N250, dikendalikan oleh Bramadi.
6. Juga terjadi tumpang tindih organisasi atau departemen. Yang saya tahu misalnya group uji terbang (flight test) yang semestinya, seperti group terowongan angin (wind tunnel), menjadi sarana yang memfasilitasi dan mendukung disain dengan memberikan hasil pengujian yang memperbaiki prediksi karakteristik pesawat, telah membengkak menjadi divisi tersendiri yang sangat kuat dan terpisah. Di bawahnya telah dibuat bidang-bidang yang semestinya mereka dukung dengan data hasil uji pesawat terbang. Bidang stability and control, misalnya, dibuat juga di bawah divisi ini. Akibatnya tidak terjadi proses disain yang “smooth” antara hasil disain berdasarkan data empirik (empirical method), data terowongan angin (wind tunnel), simulasi terbang (flight simulation) dan data uji terbang (flight test). Wind tunnel dan Flight Simulation yang semestinya berada di bawah group stability and control atau flight mechanics, sekarang ditarik semua menjadi di bawah divisi flight test. Biaya besar-besaran juga dikucurkan untuk membangun divisi ini dan khususnya “mission control”.
7. Akhirnya, tidak adanya pendalaman, koordinasi yang tumpang tindih dan management yang tidak berakarlah yang membuat sertifikasi N250 tidak berhasil diperoleh. Pesawat semestinya didisain dan diselesaikan berdasarkan kecukupan data dan analisa, bukan agenda politik yang dipaksakan dari atas agar dapat diluncurkan pada tanggal bersejarah tertentu. Lagipula, kemana mereka — para individu yang berkontribusi itu — pada saat penerbangan perdana? Tidak seperti di Embraer atau Boeing yang justru jadi hadirin (participant) utama acara, mereka justru dikirim pulang dan cukup menyaksikan dari layar TV di rumah. Lalu para pejabat dan tamu negara yang “lebih penting” yang diundang.
Sudah terlalu panjang dan muali tidak efektif lagi tulisan ini. Jadi saya cukupkan sampai di sini saja.
Wassalaam,
Abdi
Terima kasih Pak atas sharenya, sangat bermanfaat. Saya pernah bekerja di dua perusahaan asing, yaitu UK dan saat ini China, dari segi manajemen ada perbedaannya, tetapi secara keseluruhan, masalah2 teknis seperti yang bapak sebutkan juga banyak dijumpai dari perusahaan asing tersebut, pada kasus tertentu malah lebih ekstrim.
Yg diperlukan adalah kepemimpinan yang kuat dari negara, karena kita negara merupakan super organisasi yang mempunyai mandat dari kita untuk mensejahterakan kita dan juga mempersatukan kita.
apapun keadaannya indonesia sekarang,saya tetap bangga dan masih ada secercah harapan untuk negeri ini yang lebih baik indonesia,terima kasih tuhan engkau telah lahirkan kami dinegeri nan indah dan kaya indonesia ini,,..indonesia kan jaya selamnya,.
Right or wrong is my country! Harapan kita agar Indonesia semakin membanggakan dan juga anak cucu kita semakin bangga dengan Indonesia. Tulisan ini juga kepedulian agar Indonesia semakin membanggakan. Peduli berarti masih cinta kan Pak.. Terima kasih..
rakyat idonesia ridu dengan produk dalam negri yang sudah tenggelam padahal itu sangat membanggakan sekali dimana produk indonesia yang sekarang ya………mungkin di indonesia ini sudah terlalu banyak pejabat yang korupsi …jadi indonesiambukan maju dengan teknologi malah mundur teratur seperti kalah perang ,,,,,,,,,,,,,,, saya kecewa sekali produk indonesia di kebelakangkan sekali ……………….padahal mobil ,pesawat,dan produk lainya itu yang asli buatan indonesia saya acungi jempol sekali ter utama mobil maleo buatan pak habibie……..pak habibie kami harap bapak dapat membantu produk indonesia untuk jaya di mata dunia
Benar Pak, kami semua merindukannya…
saya mau produk indonesia kembaliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
teknologi kita g kalah bung, hanya mungkin secara politis posisi kita jadi bulan2an anak bangsa sendiri yang tidak komit mendukung produk dalam negeri
Seharusnya kita bisa mandiri seperti Rusia, Korea Utara termasuk Cina (negara eks Komunis maupun yg msh komunis), yg tidak peduli dg dinamika politik dunia.. Namun nyatanya Indonesia tdk bs lepas dr dunia luar (Amerika dan barat), seolah2 pemerintah saat ini seperti bonekanya barat, mau diperintah ini itu mau saja..
Seperti mobil SMK, kalau memang pemerintah peduli dg produk nasional kita tdk perlu pikir panjang lagi langsung saja disupport dan didorong agar industri mobil nasional bisa tercapai. namun krn “takut” dg Jepang, As dan Barat yang notabene mobil2nya banyak beredar di jalanan Indonesia akhirnya mobil SMK harus menelan pil pahit. Mobil smk sebenrnya mrpkn ancaman utama pasar mobil asing di Indonesia, apabila Indonesia mampu memproduksi mobil nasional otomatis persaingan otomotif di Indonesia akan semakin ketat dan org asing yg produknya banyak di indonesia merasa terancam…
Tadi malam di TVRI saya menyaksikan siaran ulang wawancara 1 jam TVRI bersama Bapak BJ Habibie dengan tema “HABIBIE BICARA INDONESIA”.. dari hasil perbincangan yg sangat menarik tersebut saya teringat kata-kata pak habibie bahwa pemerintah kita kurang peduli dengan hasil jeripayah sdm indonesia, pemerintah tidak bangga dg produk nasional indonesia, kalau memang N-250 mau kembali di hidupkan harusnya pemerintah memberikan kemudahan agar industri dirgantara kembali bangkit, tapi nyatanya untuk menghidupkan kembali proyek N-250 terlalu banyak persyaratan ini dan itu, terlalu banyak tetek bengek yang sengaja untuk mempersulit agar N-250 tidak kembali dihidupkan..
saya bangga dg produk nasional, produk ciptaan anak bangsa indonesia tdk kalah dg buatan luar neger bahkan dr produk negara industri maju sekali pun…
saya bangga dg Indonesia…
Perekonomian kita dikuasain oleh para trader atau broker yang mau mudahnya saja. Mereka bukan inventor ataupun pengusaha yang punya wawasan ke depan. Pada waktu saya masih di PTDI (d/h IPTN), pada saat itu sebenarnya sedang digodok roadmap pengembangan mobnas dengan nama Maleo. Tetapi juga gagal karena krismon dan juga tidak terlalu didukung oleh banyak kalangan terutama para ATPM, para trader dan broker.
Indonesia setiap tahun sekarang membutuhkan sekitar 7 juta sepeda motor dan 800 ribu mobil, suatu pasar yang menggiurkan, yang tentu dengan segala cara para pemain internasional berusaha agar pasar itu tetap ada.
Pemerintah memegang peranan penting untuk membuat semua hal ini terwujud, kemandirian bangsa!
iya pak, saya jg pernah dengar nama mobil maleo,,, sepertinya banyak produk mobi nasional yg lain semuanya berhenti di tengah jalan krn tidak ada support dari pemerintah… mungkin itu salah satu alasan banyaknya tenaga ahli indonesia yang kemudian lebih memilih mengabdi di negara lain malaupun harus tegah melihat bangsanya sendiri semakin tertinggal/// mau bagaimana lagi pemerintah kita sendiri tidak peduli dg org2 hebat tersebut…
di indonesia org pintar dan cerdas tidak “terpakai”.. di indonesia org liciklah yang akan sukses… 🙂
Seandainya para pejabat negeri ini tidak bermental korup dan memberikan kepercayaan kpd putra bangsa. Pasti Indonesia bisa jadi negara maju.
Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi negara maju, tetapi politik internal dan eksternal tidak menginginkan hal itu…