Sebenarnya perut masih kenyang, tapi mumpung di Surabaya, dan inget Tahu Tek Pak Haji Ali, langsung jadi pengin makan lagi, dasar gembul, hehehe… Harap-harap cemas, buka gak yah kalo sore gini. Waktu nyampe didepan warungnya, masih jam 4 kurang 5 menit, baca di spanduknya buka jam 4, wah entar lagi. Kepikir juga, biasanya warung tradisional gak jelas nih bukanya, suka-suka dia. Takjub, persis jam 4 warung dibuka, disiplin juga nih, hebat!!
Jadilah kita pelanggan pertama yang datang pada tanggal 13 Juli 2011, biasanya kalo kita yang datang pertama, dagangan bakal laris manis, hahahaha…
Karena pengunjung pertama, yah mereka para crew tahu tek masih bebenah, dan Pak Haji Ali sempat keluar sejenak yang kemudian kita tangkap untuk foto bareng dan ngobrol. Pak Haji bercerita, kalo dia memulai usaha sejak tahun 1962, mulanya berdagang keliling, kemudian setelah lumayan sukses, pak Haji mangkal ditempat yang sekarang ini, di Jalan Dinoyo 147 (persis depan Toko Roti Suzana) sejak tahun 1971. Wah, perjalanan panjang sebuah cita rasa! kagum juga akan kecintaannya akan profesi ini, yang ternyata kemudian membuahkan sukses.
Tempatnya sederhana banget, kayak nempel aja di pagar sebuah bangunan bengkel. Daya tampungnya juga gak banyak-banyak amat, paling banyak 20-an orang. Dibagian dalamnya, juga gak kalah sederhana. Dindingnya seolah-olah Hall of Fame, ada foto-foto dan testimoni para selebritis yang sering nampang di tipi. Pasti, ada foto Pak Haji Ali dengan Bondan ‘maknyus’ Winarno juga. Klipingan koran mengenai Tahu Tek ini juga ditempel, mulai dari Kompas, Jawa Pos, Surabaya Pos dan lainnya. Intinya, menjamin gak bakalan nyesel kalo makan disini!!
Harga, dibandrol Rp 10.000,- untuk seporsi, lumayanlah untuk sebuah cita rasa. Emang lebih mahal dikit dari Tahu Tek yang biasa roaming dari rumah kerumah, tapi gak bakal nyesel.
An Odyssey 
Wah, om, tiap makan, foto2 dulu ya sama yang punya? haha
Ssssttt, buat ngorek rahasia dapur dan dapat porsi lebih lagi, hehehe…