Di Ketinggian Ku Berdoa…

Sudah tidak terhitung berapa kali saya naik pesawat. Tetapi penerbangan GA308 CGK – SUB pada tanggal 14 Februari 2012 ini sungguh berbeda. Saya lebih merasakan kehadiran dan kebesaran-Nya.

Cuaca tidak jelek, dan pada waktu take off juga berjalan mulus. Tetapi entah kenapa kehadiran-Nya begitu terasa, meliputi semua sel-sel tubuhku, semua interior kabin yang kulihat, lampu yang bersinar, video yang menyala didepan mata, teman perjalanan di kanan kiri saya, udara yang kuhirup, dan juga semua yang kudengar, deru mesin, suara blower AC dan pembicaraan orang.

Saya alihkan pandangan keluar jendela pesawat. Rumah-rumah terlihat kecil, sangat kecil! Ada jalan dan juga sungai. Sedangkan orang-orang sudah tidak terlihat lagi. Ketika didarat, saya melihat semuanya masih ‘besar’, mobil bisa saya naiki, rumah saya tempati, tetapi dari kejauhan menjelma menjadi seukuran debu, dimana puluhan kilometer persegi dapat masuk dalam jangkauan pandangan mata saya.

Bergeser sedikit keatas, saya arahkan pandangan ke awan yang sedang dijelajahi oleh pesawat ini. Putih, laksana kapas. Seolah-olah terlihat lembut, tapi akan terasa bila pesawat melaluinya, menggoncangkan pesawat, seakan mobil melewati jalan berbatu. Saya melihat horizon, biru, yang menandakan batas kemampuan pandangan kita, ingat, batas kemampuan pandangan kita, karena sebenarnya objek pandang masih miliaran kilometer jauhnya, tak terhingga!!

Saya kemudian konsentrasi mendengarkan suara. Suara mesin yang meraung-raung, menyelinap masuk kedalam kabin, dan dominan didengar oleh sebagian besar penumpang. Beberapa penumpang yang sedang berbicara di bangku belakang saya, terdengar jelas. Saya menoleh ke belakang, ada suara yang kudengar jelas karena dekat dengan saya, tetapi sedikit menjauh, ada yang kulihat hanya gerak bibirnya, menandakan bahwa ia sedang berbicara. Suaranya ada, tapi tidak bisa saya dengar, itu karena keterbatasan kemampuan pendengaran saya, bukan karena tidak ada suaranya!

Saya kemudian mencermati diri saya sendiri. Saya berusaha masuk kedalam relung tubuh saya, yang sebenarnya terasa asing bagi saya. Saya merasakan betapa banyak yang tidak bisa kita control walau atas tubuh kita sendiri! Jantung yang memompakan darah melalui saluran aorta dan arteri, yang akan memanjang puluhan kilometer bila diurai. Rambut yang setiap saat tumbuh tanpa kita bisa cegah. Kuku-kuku yang memanjang walaupun sangat lambat tapi pasti. Lebih dari satu milyar cell baru tumbuh untuk menggantikan sel yang rusak atau regenerasi.

Belum lagi kerja Enzym pencernaan yang mengagumkan, mengurai makanan yang kita makan, setelah kita hancurkan secara mekanikal melalui mulut, dan kemudian enzyme tersebut bekerja, memberikan takaran kimia yang pas atas jenis makanan yang kita masukkan, sehingga dapat terurai dengan baik. Kemudian saya membayangkan hormone, yang cara kerjanya sebagian besar masih misteri, yang dengannya kadang membuat kita cemas, gelisah, berani, marah, gembira ataupun takut.

Ada sesuatu yang Maha Agung yang meliputi semua itu, mengatur semuanya bisa terjadi. Yang sering tidak terlihat karena kesombongan kita. Yang sering terabaikan walau kita rasakan sejak lahir. Yang menjadi tidak istimewa karena terasa disetiap detik kehidupan kita dan menjadi pemandangan yang biasa.

Pantaslah kalau Allah menantang kita untuk berpikir pada setiap ciptaan-Nya.

Tak terasa air mata meleleh, hati bersujud, tersungkur merasakan wajah-Mu, yang lebih dekat dari urat leher.

Di ketinggian 40.000 ft, saya rasakan kehadiran-Mu, ku berdoa, memuji, memohon ampun atas kesombongan saya selama ini dan meminta kepada-Mu!

Iklan
Pos ini dipublikasikan di Perjalanan dan tag , . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s