Ada satu metode yang dikenal untuk menentukan suatu program kerja atau kegiatan, yaitu metode 5W + 1H. Lima W meliputi: What, Why, Where, Who, When dan terakhir How. Dengan menjawab semua pertanyaan tersebut, maka suatu program kerja atau kegiatan akan dijelentrehkan sehingga lebih mudah dipahami untuk dilaksanakan.
Selain itu, ada metode 5W juga, yang ini beda, yaitu untuk mengetahui akar permasalahan dari suatu fenomena. Lima W disini adalah Why, Why, Why, Why dan Why sekali lagi. Why adalah ‘Kenapa’ atau ‘Mengapa’, yang biasanya jawabannya adalah deskriptif atau kualitatif, berisi jawaban yang menerangkan sebab terjadinya suatu permasalahan. Dengan metode ini, Why-nya tidak berhenti sekali, tetapi sampai lima kali, yang kemudian pada jawaban yang kelima, kita akan menemukan jawaban dari akar permasalahannya.
Dengan mengetahui akar permasalahan, diharapkan tidak akan terjadi lagi permasalahan tersebut, dan hebatnya lagi, biasanya akar permasalahan berasal dari hal-hal yang sifatnya sederhana.
Inilah contoh penerapan dari metode 5W ini. Suatu hari, diketahui bahwa pahat mesin bubut yang dimiliki oleh CV Rindu Order tidak dapat berputar atau beroperasi pada waktu mesin dihidupkan, maka:
Kenapa pahat mesin bubut tidak bisa berputar? Karena rangkaian sirkuit yang ada dibelakang pemegang pahat terbakar.
Kenapa rangkaian sirkuit itu bisa terbakar? Karena rangkaian sirkuit itu kepanasan.
Kenapa rangkaian sirkuit itu kepanasan? Karena ventilasi udara pada mesin bubut itu tidak berjalan dengan baik.
Kenapa ventilasi udara di mesin bubut itu tidak berjalan dengan baik? Karena lubang ventilasi udara pada mesin bubut itu tertutup debu.
Kenapa lubang ventilasi udara itu tertutup debu? Karena jarang dibersihkan.
Perhatikan, dengan menjawab lima kali pertanyaan yang sama yaitu ’kenapa’ maka, akar permasalahan dari tidak berputarnya pahat pada mesin bubut itu dapat terjawab, dan permasalahannya adalah sepele, karena kurangnya pemeriksaan dari kebersihan mesin bubut itu. Jika dilakukan pemeriksaan rutin dan dijaga kebersihannya setiap habis memakainya, maka permasalahan tersebut tidak akan muncul.
Metode tersebut dapat dipakai dalam segala hal, termasuk dalam permasalahan pribadi yang kita alami. Berusahalah jujur untuk menjawab setiap pertanyaan ‘kenapa’ itu, dan usahakan agar kita menjawab dengan sesuatu yang dalam kontrol kita, artinya kita lebih untuk ‘instropeksi diri’ dan tidak mencari kambing hitam didalam menjawab ‘kenapa’ itu.
Misalkan, anda mempunyai permasalahan dengan prestasi kuliah dan anda bisa bertanya ‘Kenapa saya tidak mempunyai IP yang bagus dalam kuliah?”. Setiap pertanyaan bisa mempunyai beberapa jawaban, dan dari beberapa jawaban tersebut, teruslah dikembangkan dengan bertanya ‘kenapa’ lagi! Anda kemudian akan tahu akar permasalahannya kenapa IP anda tidak naik-naik misalnya. Akar permasalahan yang merupakan jawaban dari ‘Why’ terakhir biasanya berasal dari dalam diri anda, seperti tidak mempunyai minat, salah jurusan, terlalu sibuk dengan kegiatan lain, mudah terpengaruh teman dan sebagainya.
Bisa saja jawaban dari ‘Why’ yang keempat misalkan ‘karena tempat kost yang jauh’, ‘tidak punya kendaraan sendiri’ atau ‘mata pelajarannya tidak disukai’, maka usahakan, pada jawaban yang kelima sudah merupakan hal yang bersifat solusi. Tempat kost yang jauh, berarti anda harus berangkat lebih pagi atau pandai-pandai mencari tebengan dari kawan kuliah, bila anda masih tidak mau melakukannya, maka anda adalah seorang yang gengsinya besar dan malas untuk berusaha, hal itu yang harus diubah dari diri anda.
Jangan mencari jawaban yang bersifat mencari kambing hitam misalnya, ketika anda menjawab ‘Kenapa sering terlambat’, anda menjawab karena ‘Tidak punya kendaraan sendiri’, kemudian dipertanyakan lagi ‘kenapa anda tidak mempunyai kendaraan sendiri’ dan anda menjawab dengan mengkambinghitamkan misalnya dengan jawaban ‘karena orang tua saya tidak mampu’, maka jawaban itu sama sekali bukan solusi dan lebih merupakan pembenaran terhadap anjloknya prestasi akademik anda. Kalau anda tahu bahwa anda tidak mempunyai kendaraan sendiri, maka seharusnya anda harus berangkat lebih pagi agar tidak terlambat.
Jawaban yang hanya mengkambinghitamkan faktor luar tidak akan menjawab akar permasalahan, dan sampai berapa kali pertanyaan ‘why’-pun hanya akan berisi jawaban dengan mengkambinghitamkan hal yang lain.
Satu pertanyaan ‘Why’ bisa saja mempunyai beberapa jawaban. Dan untuk memudahkan anda didalam membacanya, bisa di buatkan fishbone diagram seperti gambar terlampir. Fishbone diagram disebut juga dengan Ishikawa Diagram sesuai dengan nama penemunya Dr Kaoru Ishikawa pada tahun 1960-an.
Petakan permasalahan anda, dan temukan akar permasalahannya. Terus, janganlah berhenti untuk bertanya ‘kenapa’, sampai anda menemukan jawaban yang sebenarnya dari akar permasalahan anda!