Bersyukur…

Belum lama ini, saya melihat salah seorang jemaah shalat jumat di mesjid dekat rumahku. Duduk dengan tertib dan tenang, sambil mulutnya terus berdzikir. Ia duduk di barisan depan. Didekatnya tergeletak tongkat aluminium yang bisa dilipat, yang menandakan ia seorang tuna netra.

Ya Allah, tiba-tiba keluh kesahku pada-Mu berkurang, jeritan akan ‘ketidak-adilan’ yang Kau timpakan padaku jadi terbungkam. Saya merasa malu pada orang buta itu! Betapa ia sejak lahir tidak melihat indahnya dunia ini. Betapa ia dalam hatinya setiap hari menjerit, karena selalu berada dalam kegelapan, ditengah hirup pikuk orang normal yang sibuk beraktifitas. Tetapi ia sujud pada-Mu, melafalkan pujian-pujian kepada-Mu!

Dirumah orang-tuaku, langgar tempat ngaji anak tetangga, ada seorang ABG buta yang menjadi murid ngaji ibuku. Setiap kali saya berkunjung ke ibuku, dan pas waktu anak-anak ngaji, dengan keterbatasannya ia dapat melantunkan ayat-ayat Al Quran. Saya sering menyimaknya dari jauh. Bacaannya fasih, dan perkembangannya terasa, tiap kali saya berkunjung kesana, ia semakin fasih. Mengaji dengan semangat!!

Belajar mengajinya dengan cara mendengarkan dahulu, kemudian ia melafalkannya lagi. Demikian terus menerus. Ia menghafalkannya, dan semakin lama hafalannya semakin banyak.

Saya merasa malu, setiap saat, kapanpun saya mau, saya bisa membaca Al Quran sendiri, tetapi ‘kelebihan’ yang saya miliki, justru membuat saya semakin jauh dari bacaan-bacaan itu.

Ya Allah, seharusnya saya lebih bersyukur atas semua nikmat yang Kau berikan! Jadikanlah semua kenikmatan dunia yang kau berikan padaku untuk semakin mendekatkan diri kepada-Mu!

Iklan
Pos ini dipublikasikan di Renungan, Sekelebatan dan tag , . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s