Pernah nonton film Titanic kan? Film terlaris sejagad yang pernah ditonton manusia. Awal dari petaka, ketika nakhoda mengira bongkahan es yang mereka tabrak hanyalah bongkahan kecil yang ternyata merupakan sebuah gunung es. Itulah yang terjadi dari sebuah fenomena gunung es, kita hanya melihat sebagian kecil dari yang tampak dipermukaan, padahal apa yang tidak terlihat jauh lebih besar dan dahsyat!
Dalam sebagian besar kehidupan, fenomena gunung es sering terjadi, karena itu janganlah terlalu silau atau terlalu cepat mengambil kesimpulan, terhadap sesuatu yang nampak terlihat dipermukaan, karena yang tersembunyi jauh lebih besar.
Untuk sebuah data misalnya, sering dikatakan apabila terdapat 5 orang yang teridentifikasi penyakit HIV/AIDS dalam sebuah populasi, diformulasikan bahwa itu berarti ada sekitar 5.000 orang yang mempunyai potensi dan beresiko tinggi untuk sakit HIV/AIDS. Yang terlihat 5 orang, tetapi yang tidak terlihat lebih besar karena boleh jadi ia tidak merasa sakit, tidak tercatat, ataupun tidak mau untuk melaporkan dan sebab lainnya, dan dari setiap orang itu semakin bergulir untuk saling menularkan yang membuat jumlahnya semakin banyak. Itulah fenomena gunung es.
Seorang auditor yang biasanya melakukan audit secara acak, apabila menemukan suatu temuan yang bersifat ‘ketidaksesuaian dengan prosedur’ pasti akan berpikir bahwa temuan tersebut hanyalah puncak dari sebuah gunung es, yang berarti banyak temuan yang sama tetapi tidak terlihat. Karena itu biasanya apabila ada suatu temuan sekecil apapun, manajemen perusahaan akan berusaha untuk mencari solusi penyelesaiannya dengan mencari penyebabnya. Jangan meremehkan sesuatu yang kecil, karena biasanya itu menjadi penyebab suatu kegagalan yang besar.
Pada diri kita sendiri, sebenarnya manusia dikaruniai bekal kemampuan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuan yang kita manfaatkan. Otot misalnya, apabila dilatih, ia akan membesar kekuatannya. Apabila kita biasa berjalan kaki 10 km tiap hari, maka kemampuan otot kita akan meningkat, sehingga apabila kita berjalan jauh tidak terasa lagi, akan berbeda dengan orang yang ototnya jarang dilatih, sehingga perjalanan jauh akan membuatnya lelah. Demikian juga dengan kemampuan analisa dan ingatan. Orang yang tiap hari dilatih untuk berpikir dan belajar, akan mempunyai kemampuan analisa dan daya ingat yang jauh lebih baik. Sebagian besar orang misalnya, dapat menghafal Al Quran yang mempunyai ratusan lembar halaman apabila dilatih secara terstruktur dan kontinyu. Contoh yang mudah, seseorang tiba-tiba bisa meloncati sebuah kali yang lumayan lebar ketika dikejar anjing, tetapi ia tidak bisa melakukannya jika dalam keadaan biasa. Ini menunjukkan, bahwa potensi yang terpendam dalam diri kita, jauh lebih besar dibandingkan dengan yang kita gunakan. Asahlah kemampuan itu!
Bahkan, seorang filsuf kenamaan Socrates mengatakan bahwa ‘Ia tidak tahu apa-apa’. Ia seakan ingin menunjukkan, bahwa semakin dalam ia menggali ilmu pengetahuan, semakin tahu bahwa manusia itu tidak tahu apa-apa. Sebagai perbandingan bahwa apa yang tidak diketahui oleh manusia jauh lebih banyak daripada apa yang diketahui. Dulu dalam komunikasi kita hanya mengenal transformasi suara lewat kabel, kemudian ternyata bisa tanpa kabel, karena dalam bentuk yang tidak kasat mata ternyata alam mempunyai beragam jenis gelombang, setelah tanpa kabel kita mengenal lagi, bahwa gelombang itu dapat terbagi-bagi seakan-akan mempunyai jalannya sendiri-sendiri, sehingga timbullah FM, MW, SW, GSM, CDMA, EDGE, 3G dan entah apa lagi. Itulah yang terjadi, lebih banyak hal yang manusia tidak ketahui daripada yang ia ketahui. Dasar gunung es jauh lebih besar daripada puncaknya yang hanya tampak dipermukaan.
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah (Ilmu dan Hikmah-Nya). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
-Qs Luqman (31):27-
Juga dalam sebuah berita dan peristiwa. Betapa sering kita mengambil kesimpulan dan ikut berkomentar terhadap sebuah peristiwa padahal kita hanya melihat dari permukaannya saja. Media massa dan elektronik biasanya hanya menampilkan sekilas suatu peristiwa, karena memang durasinya yang terbatas atau memang ‘ditunggangi’ suatu kepentingan lain. Dan peristiwa yang ditampilkan itu seolah-olah hanya merupakan puncak gunung esnya saja yang terlihat, kenapa dan bagaimana peristiwa itu terjadi tidak dimunculkan. Gegabah, kesimpulan yang tidak akurat juga keputusan yang tidak tepat apabila kita hanya mendasarkan pada sesuatu yang terlihat, puncak gunung es-nya saja. Dan itu menimbulkan potensi bencana, karena kita akan menabrak dasar gunung es yang tidak terlihat dan akan membuat kita tenggelam.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
-Qs Al Israa’ (17):36-
Dan betapa sering kita berdebat tentang-Nya dan bahkan meragukan keberadaan-Nya, padahal akal dan pengetahuan kita sebagai makhluk-Nya sangatlah terbatas.
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
-Qs Luqman (31):20-
Fenomena gunung es, itulah kehidupan, banyak misteri yang belum kita ketahui, bersikaplah rendah hati dalam menghadapinya, insya Allah kita akan mendapatkan petunjuk-Nya!