Industri otomotif pertama kali tumbuh di Amerika dan Eropa, karena mobil pertama kali diciptakan dan dikembangkan disana. Industri otomotif juga mendorong terjadinya industri yang lain, industri pendukung dari spare part mobil, mulai ban, aneka part logam, peralatan elektrikal sampai kaca mobil. Industrialisasi kemudian berkembang pesat, produk dikembangkan secara massal dengan kualitas yang sama karena semua dikerjakan dengan mesin-mesin produksi dengan pengendalian terprogram dalam sebuah rangkaian ban berjalan.
Amerika dan Eropa, menikmati banyak keuntungan finansial dengan menjadi produsen utama industri otomotif. Nama-nama industri otomotif yang berumur lebih dari 100 tahun kebanyakan berasal dari benua tersebut. Ada General Motor, Ford, BMW, Mercedes Benz, Citroen, Opel, Fiat, Peugeot dan banyak lainnya lainnya.
Karena produknya yang laris manis, keuntungan yang masukpun berlipat, sehingga mereka juga mempunyai dana yang banyak untuk melakukan riset dan pengembangan dari produknya. Juga kesejahteraan karyawannyapun meningkat, gaji mereka menjadi lebih tinggi dengan kesejahteraan yang jauh diatas rata-rata negara lain.
Jeleknya, hal ini membawa juga pada kenaikan harga produk barang-barang tersebut. Upah buruh yang meningkat, harga tanah dan infrastruktur lainnya yang semakin tinggi karena semakin banyaknya permintaan, juga kesejahteraan yang tinggi membawa biaya hidup yang lebih mahal juga menjadi faktor penyebab kenaikan harga produk tersebut.
Menjawab itu, kemudian lahirlah negara industri baru. Jepang menjadi pionir pengganti, yang menyediakan produk otomotif dengan harga yang lebih kompetitif.
Tenaga kerja yang lebih murah, infrastruktur dan fasilitas yang juga lebih murah, membuat mereka dapat membuat produk yang lebih murah juga. Namanya masih belajar, mulanya produk-produk industri otomotif Jepang dicibir banyak orang. Dibilangin produk yang murahan dan tidak berkualitas. Tetapi mereka maju terus. Peranan negaranya yang memproteksi produk tersebut, membuat produknya tetap diterima pasar, minimal dalam negeri menjadi kontribusi penting kemajuannya. Selain dibeli oleh pasar dalam negri, produknya juga dibeli oleh pasar negara berkembang yang membutuhkan produk dengan harga lebih murah, karena tidak mampu membeli produk Eropa Amerika yang mahal meski lebih berkualitas. Dengan produk yang dibeli oleh pasar, industri tersebut bisa tetap eksis dan berkembang, karena ada dana untuk itu.
Dan merk-merk Jepang-pun mulai bermunculan dan mulai dikenal pada awal tahun 1930-an keatas. Diawali dengan merk Toyota kemudian berdiri merk-merk lain seperti Honda, Nissan (Nissan), Mazda, Daihatsu, Mitsubishi, Subaru, Isuzu dan lainnya. Lambat laun, produk industri otomotif Jepang sejajar kualitasnya seperti produk Amerika Eropa seperti saat ini.
Dan kemudian, rodapun terus berputar…
Sama seperti di AS dan Eropa, kesejahteraan yang meningkat membaut biaya hidup yang tinggi sehingga semua harga menjadi melambung. Harga produk Jepang-pun tidak bisa dikatakan murah lagi, sama dan bahkan beberapa lebih mahal dari produk Amerika Eropa. Sedangkan pasar, masih tetap menghendaki barang dengan harga yang kompetitif. Kemudian muncullah Korea!
Produk otomotif Korea kemudian tampil menjawab kebutuhan pasar dengan harga yang lebih kompetitif daripada Amerika, Eropa dan Jepang. Lalu muncullah nama-nama Hyundai, KIA dan juga Daewoo, meramaikan pasar otomotif dunia.
China, dengan penduduk yang jumlahnya lebih dari 1.3 milyar orang, gak mau ketinggalan. Sadar kalau mempunyai pasar domestik yang raksasa, ia juga mengembangkan industri otomotifnya. Tapi sama dengan cerita-cerita terdahulu, namanya juga masih belajar, kualitas produk mereka masih jauh bila dibandingkan dengan kualitas produk Korea-pun. Tapi mereka gak terlalu peduli, karena diserap oleh pasar domestikpun juga sudah mencukupi untuk membuat industri otomotifnya maju dan berkembang pesat!
Negara tetangga kita Malaysia juga sudah berlangkah-langkah lebih maju dibandingkan Indonesia. Produk otomotif mereka Proton sudah ada sejak tahun 1983, sudah mulai diterima pasar karena kualitasnya yang semakin baik. Pada awalnya, Proton masuk ke Indonesia digunakan sebagai taksi pada tahun 1990-an, bentuknya sangat kaku, dan finishing interior dalamnya sangat kasar. Dengan niatan untuk mempunyai industri otomotif sendiri, dengan segala cara mereka tempuh. Mati-matian mereka menjual mobil tersebut dan dibanderol dengan harga yang menggiurkan dan juga pemberian insentif financial dari negaranya. Hasilnya sudah terlihat, produk Proton sudah mulai terlihat eksis dipasaran.
Roda berputar, seperti halnya mobil yang terus menggelinding…
Bagaimana dengan Indonesia? Sedih mendengarnya, ketika awalnya Mobil Esemka tiba-tiba banyak dipesan oleh para selebritis dan lainnya, sampai mencapai 10 ribu pesanan, tetapi ketika euphoria berakhir, dan pesanan dikonfirmasi ulang, hanya tersisa sekitar 400 pesanan yang pasti!
Rasanya, dengan 400 pesanan, tidak akan mampu membuat roda industri otomotif di Indonesia menggelinding, dan membuat Indonesia hanya sebagai pasar abadi pabrikan otomotif dari luar, dan tetap di berada dibawah dalam roda perputaran sebagai produsen otomotif!
Pasar Indonesia, sangat menggiurkan,yang diprediksi pada tahun 2012 ini daya serap pasar untuk mobil akan tembus diangka 1 juta unit. Apabila mengisi pasar 5% pasar saja dengan produk murni dalam negeri seperti Mobil Esemka, maka akan ada 50 ribu unit mobil, bukan 400 unit saja! Pemerintah yang harus mengkondisikan terciptanya produksi mobil dalam negeri!
Dalam segala aspek kehidupan, seperti halnya roda berputar, kitalah yang harus berupaya agar berada diatas dalam roda kehidupan tersebut, bukan berada dibawahnya dan tergilas!