Tahun Baru

Tahun baru masehi

Mungkin, hanya di Indonesia, yang kalendernya mempunyai 4 tahun baru dan ditetapkan sebagai hari libur nasional, hebat kan!! Hehehehe…

Ke empat tahun baru itu yaitu: tahun baru Masehi, yang paling umum, karena kita menggunakannya sebagai kalender harian, bersama sebagian besar negara yang lain di bumi ini. Tahun baru yang kedua adalah tahun baru Hijriah, tahun baru yang dirayakan oleh sebagian besar umat Islam, sebagai agama mayoritas di Indonesia. Tahun baru yang ketiga adalah tahun baru Saka, yang sangat berarti bagi penganut agama Hindu, dan yang terakhir adalah tahun baru Imlek, yang lebih merupakan tahun baru budaya untuk masyarakat China.

Btw, ada 2 sistem didalam penentuan tanggal 1 di masing-masing kalender-kalender tersebut. Yang pertama adalah Solar System, atau berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari. Bumi mengelilingi matahari, dan kembali lagi pada posisi semula selama 365,25 hari, atau 365 dan ¼ hari. Nah, ¼ hari inilah yang dikumpulkan setiap 4 tahun sekali, sehingga menjadi tahun kabisat, karena lama harinya menjadi 366 hari. Setahu saya, hanya tahun baru Masehi yang mengacu pada Solar Sytem ini.

Yang kedua adalah Lunar System, dimana tanggal 1 dibuat pada saat awal bulan mengelilingi bumi, ditandai dengan bulan sabit yang semakin lama semakin membesar dan membentuk bulan purnama kemudian berangsur turun lagi. Tahun baru Hijriah, Saka dan Imlek menggunakan lunar system.

Perihal tahun baru ini, saya ingin membahasnya dari segi subjektifitas saya, tahun baru mana yang saya sukai.

Tahun Baru Hijriah. Dalam penentuannya, bulan yang pertama penamaannya adalah Muharram, dan tanggal 1 Muharram 1 H, itu terjadi bersamaan dengan tanggal 16 Juli 622 M. Nah, yang saya suka dari kalender Hijriah ini adalah maknanya. Pemerintahan Umar Bin Khatab, yang memulai awal dari kalender ini, tidak memulainya dengan tahun kelahiran atau kematian Rasulullah SAW yang cenderung bersifat kultus individu, tetapi diawali pada tahun saat nabi hijrah ke Madinah.

Pawai OborHijrah berarti pindah dan istilah yang lagi ngetrend sekarang move on. Dan bisa juga diartikan Change! Berubahlah, untuk sesuatu yang lebih baik. Penamaan ini sangat tepat, dan tidak lekang dimakan jaman. Itulah yang suka dari tahun baru Hijriah, penamaannya dan esensinya! Hijrah, Move On, Change!!

Mengenai perayaan tahun baru Hijriah, sebenarnya dari para ulama sangat dianjurkan untuk melakukan perenungan dan refleksi (Muhasabah) dan berdzikir. Spirit dari perayaannya sangat saya suka, tetapi kelihatannya anjuran ini sangat tidak banyak dilaksanakan, hanya kelompok-kelompok tertentu saja. Sehingga gaungnya juga kurang. Yang malah agak aneh, entah darimana asal-usulnya, ada banyak pawai obor yang diadakan pada malam tahun baru islam untuk menyemarakkan perayaan tersebut. Dan banyak orang yang berusaha memeriahkan tahun baru Islam dengan gebyar acara seperti tersebut untuk menyamakan dengan perayaan tahun baru masehi yang hingar bingar. Padahal, esensi dan makna dari perayaan tersebut yang jauh lebih penting.

Tahun Baru Masehi. Terus terang, saya tidak menangkap esensi spiritual dari tahun baru masehi ini. Yang ada, hari tersebut telah menjadi agenda besar para kapitalis untuk berhura-hura mengeluarkan uang sebanyak-banyaknya untuk suatu perayaan yang sudah sangat kehilangan makna. Meskipun begitu, harus diakui, bahwa agenda tahun baru inilah yang paling dirayakan sejagad, yang berarti suatu kemenangan dari kaum kapitalis untuk semakin memperbesar pundi-pundi uangnya.

Tahun baru Masehi, berasal dari kata Isa Al Masih, atau Yesus Kristus dalam kepercayaan orang Kristen sekarang. Dan tahunnya juga dimulai pada saat kelahiran Isa Al Masih. Sehingga tahun-tahun sebelum Masehi, sering diberi embel-embel dibelakang dengan BC atau Before Christ. Dan, keterikatan kalender masehi dengan sejarah Romawi juga sangat kuat, beberapa nama bulan mengambil dari kaisar Romawi dahulu seperti Julius dan Augustus. Itu juga yang menambah daftar ‘ketidaksukaan’ saya pada kalender Masehi, sangat bersifat kultus individu.

taman-ayunTahun Baru Saka. Tahun baru ini dirayakan oleh masyarakat Hindu dunia. Konon, Saka berasal dari nama salah satu suku di India. Yang saya suka dari Tahun Baru Saka ini adalah spirit dari perayaannya, sangat jauh dari kesan hura-hura dan pesta. Kalau di Bali, sore hari sebelum tanggal 1 di tahun baru Saka, diadakan festival ogoh-ogoh, yang melambangkan Butha Kala, yang merupakan perlambang amarah dan kekuasaan, dimana pada saat terakhir festival, Butha Kala tersebut dibakar, yang melambangkan sifat amarah dan rakus kekuasaan dan dunia yang harus dipadamkan.

Kemudian pada malam harinya, barulah diadakan Nyepi, yang merupakan inti dari pelaksanaan tahun baru Saka. Esensi dan spiritual Nyepi inilah yang sangat saya suka. Karena pada saat perayaan Nyepi ini, semua sumber cahaya ditiadakan, seperti lampu listrik dan juga api, semua hubungan komunikasi ke dunia luar juga diputus seperti handphone, radio dan juga televisi, dan juga komunikasi juga seminimal mungkin, karena pada saat itu lebih banyak dilakukan komunikasi internal, pada diri sendiri. Kita merenanung terhadap apa yang telah kita perbuat, dan apa yang akan kita perbuat. Karena menjadi suatu gerakan yang sangat kolosal di Bali, maka pelaksanaan ‘merenung’ disini sangat didukung oleh lingkungan, tidak seperti Muhasabah pada tahun baru Hijriah.

gong-xi-fa-chaiTahun Baru Imlek. Inilah tahun baru yang dirayakan berdasarkan etnis, yaitu China. Dalam komunitas etnis China, perayaan tahun baru Imlek adalah yang paling besar-besaran dirayakan dibandingkan dengan perayaan hari besar lainnya buat etnis China tersebut. Perayaan tahun baru Imlek bahkan sampai hari ke 15 dari awal tahun baru Imlek, yang berarti bulan purnama pertama dalam kalender mereka. Pada hari ke 15 itu diadakan perayaan Cap Go Meh, yang menandai akhir dari rentetan perayaan tahun baru Imlek. Karena itu, dinegara-negara Asia yang banyak etnis Chinanya, selalu terdapat libur untuk memperingati tahun baru Imlek, yang jumlah hari liburnya bahkan sampai 3 hari berturut-turut. Negara-negara Asia yang melaksanakan tahun baru Imlek seperti Hongkong, China, Singapura, Malaysia dan terakhir adalah Indonesia, yang dimulai pada era pemerintahan Gus Dur.

Pada saat tahun baru China, biasanya seluruh keluarga berkumpul bersilaturahmi, sama seperti perayaan Lebaran buat umat Islam. Apapun maknanya, yang pasti sangat berarti menurut etnis China, perayaan tahun baru Imlek ini primordialis dan ekslusif, karena hanya buat etnis China saja. Dan So, Gong Xi Fat Choi!

Anyway, Selamat Tahun Baru 2013, semoga kita akan menjadi orang yang lebih bermanfaat dan barokah!

Iklan
Pos ini dipublikasikan di Opini dan tag , , , , , , , , , , , , , , . Tandai permalink.

2 Balasan ke Tahun Baru

  1. laycaolay berkata:

    Asal mula perayaan Imlek diawali dengan penemuan sistem kalender oleh Wannian

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s