Bukan Kopassus…

LP Cebongan

Karena sering nonton film-film action yang bertemakan penyanderaan, spionase, misi-misi pembebasan dan lainnya, rasanya ‘tidak pantas’ kalau penyerangan untuk membalas dendam terhadap 4 penghuni LP Cebongan dilakukan oleh oknum Kopassus yang menyandang predikat pasukan khusus. Dari segi teknis, oknum Kopassus tersebut perlu belajar ke aktor laga Hollywood seperti Bruce Willis, Steven Seagal, Nicholas Cage, Harrison Ford, Pierce Brosnan, Sean Connery ataupun Tom Cruise (Itu semua aktor Hollywood favorit saya, kalo Sylvester Stallone dengan Rambo-nya kayaknya terlalu lebay deh, hehehehe) bagaimana mereka memainkan peran untuk misi khusus dengan sangat efektif, tidak berjejak dan minim sumber daya.

Nih dia catatan saya tentang ‘belang’ oknum Kopassus yang melakukan penyerbuan LP Cebongan tanggal 23 Maret dini hari:

  1. Kebanyakan orang. Alamak, untuk masuk ke Penjara yang memang tidak disiapkan untuk menahan gerakan dari luar saja dia memerlukan 11 orang!!! Hhmmm, pembagian tugas yang gak jelas dan mungkin banyak duplikasi orang. Seharusnya tugas mereka multi tasking, beberapa tugas dikerjakan oleh seorang ‘prajurit’, ini malah kebalikan, tugas yang sama dilakukan oleh beberapa ‘prajurit’.
  2. Kebanyakan peluru yang dimuntahkan! Kalo lihat film ‘Sniper’, prinsipnya kan ‘one shot, one killed!’, ini sudah jelas-jelas dilanggar! Bayangkan, mereka menggunakan 31 butir peluru untuk membunuh 4 orang, sangat biadab, tidak terlatih dan emosional. Wajarlah kalo mereka adalah pelanggar jiwa Korsa yang salah, karena sangat emosional, mungkin tidak lulus psikotest kali…
  3. Kelamaan! Waktu yang dibutuhkan untuk ‘misi pembebasan’ LP Cebongan dikatakan selama 15 menit. Sebenarnya sudah cukup baik, tapi dengan jumlah pelaku sebanyak 11 orang, catatan waktu ini rasanya terlalu lama! Sepertinya aktor Hollywood bisa menyelesaikan kurang dari 10 menit untuk operasi yang kasat mata ini.
  4. Seharusnya CCTV jangan dirusak! Nih para ‘prajurit’ bener-bener norak! Setiap kejadian kriminal, biasanya CCTV selalu dijadikan referensi utama setelahnya. Dalam film biasanya CCTV dimanipulasi secara elektronik, mungkin hal ini terlalu canggih dan perlu perencanaan matang! ‘Seharusnya’ oknum Kopassus malah ‘memanfaatkan’ CCTV itu jangan malah merusaknya. Agar menimbulkan kesan dilakukan oleh ‘gerombolan’ orang tak terlatih, bisa saja mereka sengaja ‘nampang’ dengan kostum ‘orang biasa’ walaupun dengan muka tetap tertutup, kemudian merusaknya, dan tidak perlu usaha yang sia-sia dengan mengambil film dari CCTV tersebut. Dengan begitu, CCTV akan mengaburkan misi ini dilakukan oleh ‘orang biasa’!
  5. Kok dibunuh, kenapa gak diculik saja?!? Dengan dibunuh, apalagi dengan peluru tajam, akan banyak mengungkap fakta, seperti jenis peluru, perkiraan senjata, sudut penembakan dan lainnya yang diketahui lewat uji balistik. Yang pertama tersiar di media adalah operasi ini dilakukan oleh orang yang terlatih dan bersenjata khusus, karena adanya penemuan banyak proyektil peluru tersebut! Seandainya, para oknum Kopassus hanya menculik saja, maka setelahnya bisa meninggalkan kesan bahwa para korban ‘diambil’ oleh anggota kelompoknya!
  6. Penerapan jiwa Korsa yang salah! Inilah yang paling utama! Jiwa korsa adalah semangat kesatuan dalam kelompok, didalamya ada faktor-faktor rasa hormat (respek), kesetiaan (loyalitas), kesadaran kolektif dan tidak mementingkan diri sendiri. Para oknum tersebut, pasti tidak akan melakukan tindakan brutal ini bila mereka mengerti benar penerapan dari jiwa korsa ini! Saya salut kepada para prajurit Kopassus yang mencoba menghentikan aksi ini, mereka berusaha agar para oknum tidak melakukan main hakim sendiri, walaupun usaha ini tidak berhasil!

Saya hanya mencoba berfantasi ala film Hollywood tentang teknis gerakan mereka! Simpati yang amat dalam untuk keluarga para korban yang menerima perlakuan sadis oknum Kopassus tersebut.

Syukurlah, TNI AD dapat segera menemukan para oknum tersebut, yang benar-benar mencoreng reputasi dan nama baik korps Kopassus. Tindakan mereka main hakim sendiri dengan sangat brutal tidak layak dilakukan oleh prajurit yang menyandang gelar Pasukan Khusus.

Jangan sampai hal ini terjadi lagi!

Iklan
Pos ini dipublikasikan di Sekelebatan dan tag , , . Tandai permalink.

4 Balasan ke Bukan Kopassus…

  1. iraajummah berkata:

    waahhh~~ OM ini, sepertinya lebih cucok jadi sutradara film action dehh~~ hehehehe
    aniwey, nice post~!! 😀

  2. oscar berkata:

    Pak dtunggu postingan2 artikel selanjutnya yaa.. Udh lama gak ada artikel2 baru nih..:(

    • ahmadramadlan berkata:

      Terima kasih Bro, untuk membaca postingan saya 🙂
      Iya nih, terus terang lagi belum mood untuk menulis, padahal sudah banyak yang ingin saya tuliskan, padahal sudah berjanji untuk ‘one post a week’, padahal semua fasilitas utk menulis sebenarnya ada, padahal waktu sebenarnya bisa diupayakan disela-sela kesibukan kerja, padahal…. Ya intinya masih terjangkit rasa malas 🙂
      Insya Allah, semoga rasa malanya tidak berkelanjutan….

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s