
Pernyataan Jokowi untuk ‘berdamai’dengan Corona selagi vaksin-nya belum ditemukan mengundang reaksi publik.
Kebanyakan melihat dari sisi negatif, merasa aneh dan seakan memberi kesan ‘lempar handuk’ menyerah ditengah semangatnya masyarakat dunia berperang melawan virus Corona.
Banyaknya problem sosial seperti telatnya penanganan pemerintah diawal pandemik, pengawasan PSBB yang kurang intensif, ketidak mampuan pemerintah memberikan bantuan sosial yang cukup, kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang sering saling lempar dan tidak terkoordinasi dengan baik, menjadi prolog yang membentuk persepsi masyarakat pada lemahnya pemerintah menangani pandemic Covid-19 dan seakan menjadi pembenar ketika Jokowi menyatakan ‘berdamai’ dengan virus Corona.
Sejatinya, mau tidak mau, dan tanpa terasa-pun, kita akan ‘berdamai’dengan sesuatu yang diluar kuasa kita dan terjadi dalam waktu yang lama. Kita akan mengalami fase beradaptasi dengan Corona. Beradaptasi artinya ya ‘Berdamai’!
Kampung Melayu merupakan area di Jakarta yang menjadi langganan banjir. Hujan sedikitpun, baik di hulu (sekitar daerah Puncak) ataupun lokal akan menimbulkan genangan air. Dari segi posisi geografis, padatnya pemukiman dan sistem drainase yang tidak bagus mendukung Kampung Melayu menjadi daerah langganan banjir.
Meski langganan banjir, warga memilih ‘berdamai’ dengan banjir daripada pindah dari kawasan Kampung Melayu. Mereka punya sistem sendiri untuk antisipasi banjir, mempunyai kanal khusus dengan penjaga pintu air Bendungan Katulampa yang akan selalu memberikan informasi terkini mengenai tinggi muka air di hulu sungai, bangunan rumah yang rata-rata bertingkat sebagai tempat pengungsian dan tidak meletakkan barang elektronik dan berharga di lantai bawah sebagai antisipasi jika akhirnya banjir datang.
Mereka berhitung secara sosial ekonomi, banjir toh hanya terjadi paling banyak 30 hari dalam setahunnya, sisa hari yang lain mereka bisa nikmati tanpa banjir. Lokasi Kampung Melayu juga strategis, menjadi kawasan tersendiri dengan fasilitas umum dan sosial yang telah banyak terbentuk, dekat kemana-mana!.
Pada saat kita harus #DiRumahAja, kita juga mengalami beberapa fase, fase euphoria, fase membosankan, fase recovery dan fase adaptasi. Awalnya kita merasa gembira ketika dapat libur extra untuk bekerja dari rumah, tapi lama-lama merasa bosan karena rumah yah hanya segitu-gitu aja, pengin kerja normal lagi dan bertemu dengan teman kantor dan pengin hang out keluar rumah. Ternyata, masa kerja dari rumah gak jelas kapan berakhirnya, akhirnya kita mempunyai kesadaran untuk semangat mengisi hari lagi, mencari kesibukan baru dan apabila juga waktunya semakin lama, kita harus beradaptasi dengan situasi #DiRumahAja.
Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi, maka senangilah apa yang terjadi. Apabila kita tidak bisa merubah keadaan, maka kita harus belajar mencintai keadaan tersebut!
Dunia terus berubah, tetapi virus Corona ini membuat dunia berubah secara ekstrim. Dan selagi kita tidak tahu kapan pandemic ini berakhir, keadaan mengharuskan kita untuk menerimanya sebagai sesuatu yang wajar. Sebagai sebuah kehidupan normal yang baru!
Seperti halnya warga Kampung Melayu yang sudah menerima banjir sebagai hal yang normal dan mereka telah beradaptasi, kita juga akan beradaptasi dengan dunia baru yang tidak bebas virus Corona.
Akan menjadi kebiasaan baru bagi kita untuk selalu memakai masker, selalu mencuci tangan, memakai sarung tangan, lebih peduli pada kebersihan, membawa sendiri peralatan pribadi seperti misal untuk makan, menjaga jarak dalam bersosialisasi dan ditempat umum dan sebagainya.
Fasilitas sosial, komersial dan umum juga akan menyesuaikan dengan kehidupan normal yang baru ini. Tempat cuci tangan akan lebih banyak tersedia di tempat umum, hand sanitizer atau bilik sterilisasi disediakan dipintu masuk sebelum memasuki fasilitas umum, pemakaian peralatan yang sekali pakai seperti misal tisu pengganti kain lap, sendok garpu sekali pakai, sejadah sekali pakai, jarak kursi tempat duduk yang lebih longgar, pengaturan di transportasi umum dan sebagainya.
Semuanya dilakukan untuk dapat hidup damai berdampingan dengan virus corona!
Bogor, 11 Mei 2020 (Hari ke-54 #DiRumahAja)