Wiraswastawan, orang-orang yang hebat!

Pengusaha

Kecenderungan dari manusia untuk selalu melihat kekurangan yang ada pada dirinya, dan kemudian menganggapnya sebagai hal yang harus diperbaiki. Dia tidak melihat bahwa ‘kelebihan’ sudah ada pada dirinya, dengan penciptaan yang berbeda-beda pada setiap orang, sehingga harusnya malah berpikir bagaimana memanfaatkan ‘kelebihan’ tersebut untuk mendapatkan keuntungan berlipat!

Jika ditanya kepada setiap orang, maukah anda menjadi seorang Wiraswasta? Kebanyakan orang akan menjawab IYA dengan bulat dan tegas. Yang terbayang dari seorang ‘Wiraswasta’ adalah pedagang, sodagar kaya, bisnisman, punya property banyak dan tunggangan mobil yang mewah!

Dan ketika ditelisik dengan pertanyaan yang lebih jauh lagi ‘Kenapa anda tidak menjadi seorang wiraswastawan kalau anda menginginkannya?’ Maka jawabannya sudah mulai ‘tidak yang sebenarnya’ dan mencari-cari alasan. Jawaban yang umum: situasi ekonomi lagi sulit, persaingan sangat ketat, infrastruktur tidak memadai sehingga sulit bersaing, pendidikan kurang, modal terbatas dan sebagainya.

Padahal, kalo dibilang ekonomi lagi sulit, rasanya malah banyak tumbuh jenis bisnis baru dengan wiraswastawan yang baru pula. Dulu pasti tidak ditemukan pedagang pulsa, token listrik, sekarang menjamur. Pedagang coffe shop yang dulu terbatas, sekarang disetiap sudut kota ada. Belum lagi usaha-usaha yang tidak terbayangkan sebelumnya, usaha cuci sepatu, cuci helm, karpet dan yang paling umum laundry kiloan. Semua tumbuh dan bisa bertahan!

Persaingan sangat ketat, juga jadi alasan klasik. Sebenarnya alasan ‘persaingan sangat ketat’ termasuk alasan yang jujur, karena berarti yang beralasan mengakui kalau ia ‘tidak mampu bersaing’. Kalo memang alasan persaingan sangat ketat, kenapa lebih banyak merk barang yang tumbuh daripada yang hilang? Merk hape dulu hanya beberapa, sekarang sudah jauh lebih banyak. Merk sepatu, pun juga demikian, lebih banyak pilihan daripada jaman dulu. Merk-merk barang elektronik lebih banyak yang baru daripada yang hilang tenggelam.

Alasan yang lain, karena infrastruktur yang tidak memadai sehingga sulit bersaing. Kalo misalkan China sekarang merajai pasaran dunia, apakah itu terjadi tiba-tiba? Apakah pemerintah Negara Cina ujug-ujug membangun banyak infrastruktur dengan biaya besar yang memperolehnya dari langit? Tentu tidak, China juga mengalami masa yang suram, infrastruktur yang terbatas, bahkan cenderung diisolasi dari pergaulan dunia, tapi semuanya tidak membuat China menjadi tidak produktif dan putus asa, secara perlahan-lahan dan pasti melangkah maju, membuat beragam produk dan akhirnya menguasai pasaran dunia. Secara perlahan, kekayaannya semakin berlimpah, mampu membuat beragam infrastruktur, yang semakin meningkatkan produktifitasnya.

Ada juga yang mengatakan, pendidikan saya tidak memadai, saya belum mempunyai keterampilan yang cukup atau saya hanya lulusan SD dan sebagainya. Haruskah disebutkan contohnya betapa banyak sodagar kaya yang tidak mengenyam sekolah yang memadai! Kalau memang tidak mempunyai keterampilan, punyalah kemauan untuk mempelajarinya, dengan berbagai cara!

Alasan yang paling umum adalah: modal terbatas!! Bob Sadino, yang dikenal sebagai pengusaha nyentrik, semasa hidupnya pernah bertanya dalam suatu forum kepada orang yang mengemukakan alasan modal sebagai hambatan memulai usahanya. Ia bertanya ‘Maukah kakimu saya amputasi satu buah dan akan saya beri kamu uang satu miliar?’, kemudian dijawabnya sama orang tersebut ‘Tentu saya tidak mau!, dan Bob Sadino-pun dengan enteng menimpali ‘Nah sekarang kamu sudah punya uang 2 miliar, karena kamu mempunyai 2 kaki yang sempurna sebagai modal!. Rata-rata pengusaha tangguh dengan konglomerasi bisnis yang besar dan telah berjalan puluhan tahun, dimulai dari modal yang pas-pasan. Karena dengan modal yang pas-pasan itulah ia akan ditempa suatu proses yang semakin memperkaya pengalamannya untuk menjadi wirasasta yang sukses!

Wiraswastawan adalah sebuah mindset, bukan hanya sekedar profesi. Seorang wiraswasta akan mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan berusaha memanfaatkannya untuk keuntungan dirinya. Mungkin banyak orang mengeluh terhadap situasi politik, lingkungan sekitar atau tingkat perekonomian yang lagi turun, nah seorang wiraswastawan memandang bahwa apa yang terjadi diluar, itulah kebenarannya, dia tidak akan mengutak-atiknya, tetapi dia memikirkan bagaimana cara memanfaatkan situasi tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Bila orang masih berpikir bahwa pemasaran susah, ia akan mengalihkannya dengan pemasaran digital atau cara lain yang lebih praktis, bila orang mungkin mengeluh bahwa dulu waktu si A memimpin enak, sekarang giliran si B jadi pimpinan keadaannya berubah. Nah kalo seorang wiraswastawan dia akan berpikir bagaimana cara mendekati pemimpin siapapun dia baik si A maupun si B.

Wiraswastawan adalah sebiah mindset, bukan hanya sekedar profesi. Jika orang kantoran terbiasa dengan urutan tata kerja yang baku, pola pikir wiraswastawan berbeda. Urutan tata kerja itu sangat dinamis, mengikuti kebutuhan pada saat itu, semua bisa diubah kecuali kitab suci! Dan tata kerja yang diambil adalah yang paling singkat, karena waktu sangat berharga bagi seorang wiraswastawan.

Tidak ada alasan bagi wiraswastawan atau pengusaha untuk berhenti berinisiatif, selagi ada celah, ia akan berusaha mengejarnya. Pola pikir seorang pengusaha sangat dibutuhkan didalam suatu Negara, karena mereka orang-orang hebat yang tidak tergantung pada suatu keadaan. Semakin banyak jumlah pengusaha yang ada pada suatu Negara, maka akan semakin maju Negara tersebut!

Iklan
Pos ini dipublikasikan di Opini dan tag , , . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s